RESORT TANJUNGPASIR

Menus

  • Home
  • About Us
  • Galleries
  • Ecotourism
  • Reports

    Selasa, 14 Februari 2012

    What we've done last week??

    Tulisan ini merupakan catatan saya ketika bergabung dengan kawan-kawan Resort Tanjungpasir; Ansori, Joko, Tono, Jamil, Tekun & Budi (voluntir) dalam rangka patroli rutin & eksplorasi potensi kawasan. Start tanggal 7/2 & berakhir tanggal 10/2/20012 (4 hari).
    Siang hari dibawah terik matahari, kami berangkat menggunakan kapal patroli dari Setail. Tenda, logistik, alat-alat survey & P3K telah tertata rapi di dalam kapal. Sang kapten; Ansori mulai tancap gas pelan-pelan, semuanya berjalan normal.
    Namun ketika berada di perairan Sembulungan, tiba-tiba Kapten bilang; “Whoi, setirane abot iki!!”. Usut punya usut selang minyak power steering-nya ngowos alias ngrembes. Ternyata memang sebelumnya dibalut karet ban karena kondisi darurat. Lantas kami potong, reposisi dan mengancingkannya kembali (lumayan sudah menghemat uang negara $1.150.


    Ansori; Kapten + Karest

    Setengah jam berlalu dan dengan full speed kami menuju Tanjung Bantenan; batas antara Resort Tanjungpasir dengan Pancur. Ditengah perjalanan, aktivitas nelayan merupakan pemandangan yang lazim dijumpai, dari memancing, menjaring ikan-ikan karang, nus sampai kapal slerek dengan muatan berton-ton ikan.

     Aktivitas nelayan

    Berhubung air laut berangsur-angsur surut dan dikhawatirkan tidak bisa bersandar di Tanjung Bantenan (lokasi sekitarnya merupakan gugusan karang dengan kedalaman minus 2-5 mdpl), Kapten memutuskan untuk bermalam di Tanjungpasir. Kemudian seluruh tim bekerjasama membangun tenda; what a nice workmates..


    Membuat tenda

    Keesokan paginya, tim segera berkemas dan berangkat menuju Tanjung Bantenan ketika air laut pasang. Dalam perjalanan terlihat sebuah kapal pengangkut batu bara yang kandas di sekitar blok Kapal Pecah dan kapal penagkap ikan tuna yang bernasib sama. Saat berada di sini, saya mencoba mencicipi bagaimana rasanya mengemudikan kapal seharga 1,3M ini; ternyata luar biasa, sensasinya melebihi ketika memacu corolla twincam 91 saya diatas 140 km/jam di jalan tol.


    Tongkang batubara yang kandas

    Akhirnya, sampailah kami di Tanjung Bantenan pukul 10.00 WIB. Setelah menurunkan semua perlengkapan dan membuat tenda, kami bergegas menyiapkan skenario eksplorasi kawasan dan pencatatan data lapangan. Peta kerja, GPS, kamera, blangko register & spidol kami masukkan kedalam tas, sedangkan parang terselip di pinggang Tono & Joko. Beruntung sekali hari ini Budi mendapatkan 3 ekor nus (sejenis gurita yang hidup di sekitar karang) dari hasil memancingnya. Dengan cekatan, chef Tekun memasak makanan berprotein tinggi ini dengan cita rasa manis asem dan pedas. Jadi sebelum menjelajah hutan, kami mengisi perut dengan mantap!!




    Chef Tekun dengan nus-nya

    Dengan mengingat pesan H.S. Koorders; datangi lapangan, catat isinya, dokumentasikan & bertindaklah, kami mulai menyusuri hutan. Register A (Illegal logging), B (Pohon Tumbang) dan J (Perjumpaan Satwa) kami koleksi selama dua hari di sini. Elang laut perut putih, Lutung dan berbagai jenis burung dapat kami catat.


    Joko & Ansori; Register B


    Elang laut di Tanjung Bantenan

    Malam hari kami isi dengan diskusi mengenai kegiatan yang telah kami lakukan dan data-data yang terkumpul. Ternyata dengan menggunakan pola blocking system pada peta kerja sangat membantu pelaksanaan tugas di lapangan. Titik-titik konsentrasi pergerakan tim dapat terlokalisir pada grid-grid dengan luasan 1 km2 (100 ha). Testimoni awal cukup memuaskan, tahap selanjutnya kami akan mencoba menjelajah zona inti untuk mengetahui potensi dan ancaman di dalamnya. Tribute untuk Bung Nurman (dedengkot Djuanda 15) dan Mas Triatmodjo (TNBG) atas sharing idenya tentang penataan kawasan, semoga kedepannya dapat meramaikan khasanah implementasi RBM di Indonesia.


    Blocking system Resort Tanjungpasir


    Akhirnya, Jumat sore (10/2/2012) kami kembali dengan selamat ke kantor Resort Tanjungpasir di Setail. Tapi rupanya Budi masih super sibuk untuk “memandikan” kapal. Ya, ini memang standar operasional kapal yang harus dipatuhi, setelah pakai anda wajib membersihkannya dengan air tawar. Tidak heran jika satu-satunya dari tiga kapal patroli sejenis yang ada, tinggal milik TNAP yang masih “sehat” untuk dimanfaatkan.

    Banyuwangi, 15/2/2012
    Murdyatmaka

    2 komentar:

    1. wah mantap mas,,
      Semoga tetap jaya resort tanjung pasir..
      jangan lupa ajak mancing ya,,hehe

      BalasHapus
    2. Seeepppp......Salluuuttt untuk teman di Tanjung Pasir. Semangat terus. Go...go...go...!!!

      BalasHapus