RESORT TANJUNGPASIR

Menus

  • Home
  • About Us
  • Galleries
  • Ecotourism
  • Reports

    Selasa, 15 Juli 2014

    SIG KIAN MURAH DAN SEDERHANA

    Sejak diminta oleh Fakultas Pertanian jur. PSD Perikanan (Untag Banyuwangi) untuk mengisi pelatihan SIG, saya tergerak lagi untuk corat-coret di blog ini. Sungguh merupakan kebahagiaan yang luar biasa ketika saya bisa berbagi dengan kawan-kawan mahasiswa perikanan.

    SIG memang sudah mulai membumi. Dengan munculnya freeware SIG semacam Quantum GIS (QGIS), kita semakin dimudahkan untuk bergelut di dunia spasial, baik untuk tingkat dasar maupun lanjut. Selain gratis, QGIS sangat user friendly. Orang awam-pun akan mudah memanfaatkannya. QGIS sangat kompetitif jika dibandingkan dengan ArcGIS keluaran ESRI. QGIS siap digunakan untuk analisis-analisis spasial tingkat lanjut. Bagaimana bisa software gratisan ini bisa cukup handal? QGIS ter-bundle bersama freeware lainnya seperti SAGA, MyShell dan melimpahnya add in toolbox dari anggota forum.

    QGIS saya gunakan untuk media pelatihan kawan-kawan perikanan dengan semangat; go smart with no piracy. Kita tahu bahwa jika yang digunakan adalah ArcGIS atau versi tua-nya; ArcView, sudah tentu pelatihan tersebut akan berbiaya mahal. Setidaknya USD 450 harus disiapkan untuk membeli software ArcGIS (single user only), termasuk 5 kali biaya licence dan PPN 10%. Di sisi lain, kita juga wajib mendorong agar civitas akademika terbebas dari praktek bajak-membajak software, meskipun untuk menunjang ilmu pengetahuan..hahay..

    Berikut adalah salah satu materi praktikum pada sesi "georeferencing". Bagi yang mau memanfaatkan, monggo materi bisa diunduh pada link berikut:

    http://www.scribd.com/doc/234073825/Geo-Referencing-Using-QGIS

Kamis, 06 Juni 2013

Pengembangan Basis Data PUP Bambu Taman Nasional Alas Purwo

 

Kegiatan pembangunan petak ukur permanen (PUP) di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) telah dimulai sejak 2009, meliputi; PUP Bambu, Hutan Pantai, Hutan Hujan Dataran Rendah dan Hutan Mangrove. PUP digagas sebagai salah satu cara untuk mengetahui dinamika masing-masing tipe ekosistem di TNAP. Variabel yang diamati meliputi; jumlah individu jenis, permudaan alami, pertumbuhan, kerusakan dan informasi yang berkaitan. PUP tersebut tersebar pada beberapa lokasi untuk mewakili tipologi klimatis maupun topografi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, PUP Bambu tersebar pada tiga lokasi yang berbeda, yaitu; Pancur, Sembulungan dan Sumurtong.

Di Pancur, PUP Bambu bertujuan khusus untuk mengamati dinamika pertumbuhan melalui perlakuan tertentu, sedangkan di Sembulungan dan Sumurtong sebaliknya, untuk mengamati pertumbuhan alamiahnya. Sampai saat ini, pencatatan data hasil pengamatan lapangan masih bersifat manual, sehingga kemungkinan bercecernya dokumen sangat tinggi, mengingat pelaksana kegiatan yang selalu berbeda setiap tahunnya. Kondisi ini seringkali menimbulkan inkonsistensi data, yaitu; sulitnya pelacakan data secara heuristik, serta memungkinkan duplikasi data dan perbedaan penilaian pada variable-variabel yang diamati. Dengan demikian, upaya pengembangan basis data PUP secara terstruktur merupakan langkah strategis guna meminimalisir kemungkinan-kemungkinan di atas.

see more at; http://www.scribd.com/doc/146042436/Pengembangan-Basis-Data-PUP-Bambu-Taman-Nasional-Alas-Purwo

Sabtu, 17 November 2012

Camera Trapping di Resort Tanjungpasir

Dari hasil perekaman data sejak 2008, diketahui bahwa sepanjang garis pantai
merupakan daerah jelajah Macan Tutul (Panthera pardus) dan satwa nokturnal lainnya.
Tingkat kehadiran yang cukup tinggi ditemui pada beberapa lokasi seperti; Tanjungpasir,
Sumurupas, Rem-rem, Kapalpecah dan Sumurtong melalui indikasi jejak, feses dan bekasbekas
pemangsaan.

Silahkan dinikmati........(link)

Senin, 01 Oktober 2012

MEMANFAATKAN GADGET ANDROID UNTUK MENDUKUNG NAVIGASI LAPANGAN DAN SISTEM GRID WILAYAH KERJA RESORT
Pada kenyataannya, pemanfaatan gadget android dibatasi untuk beberapa fungsi advance. Sebenarnya hal ini bertujuan untuk melindungi hak-hak paten para developer aplikasi, akan tetapi cukup memberatkan bagi pengguna karena hampir sebagian besarnya berbasis online. Otomatis pengguna harus menyediakan extra money untuk membeli pulsa atau paket-paket berlangganan internet lainnya. Contohnya; jika anda menggunakan gadget untuk fungsi navigasi tetap saja mengeluarkan pulsa meskipun gadget anda built-in GPS karena basemap yang digunakan bersumber pada online host seperti Google Map.

Silahkan dinikmati...

Kamis, 16 Februari 2012

Blocking Sysytem

Desain Tata Wilayah Kerja TNAP

Selasa, 14 Februari 2012

What we've done last week??

Tulisan ini merupakan catatan saya ketika bergabung dengan kawan-kawan Resort Tanjungpasir; Ansori, Joko, Tono, Jamil, Tekun & Budi (voluntir) dalam rangka patroli rutin & eksplorasi potensi kawasan. Start tanggal 7/2 & berakhir tanggal 10/2/20012 (4 hari).
Siang hari dibawah terik matahari, kami berangkat menggunakan kapal patroli dari Setail. Tenda, logistik, alat-alat survey & P3K telah tertata rapi di dalam kapal. Sang kapten; Ansori mulai tancap gas pelan-pelan, semuanya berjalan normal.
Namun ketika berada di perairan Sembulungan, tiba-tiba Kapten bilang; “Whoi, setirane abot iki!!”. Usut punya usut selang minyak power steering-nya ngowos alias ngrembes. Ternyata memang sebelumnya dibalut karet ban karena kondisi darurat. Lantas kami potong, reposisi dan mengancingkannya kembali (lumayan sudah menghemat uang negara $1.150.


Ansori; Kapten + Karest

Setengah jam berlalu dan dengan full speed kami menuju Tanjung Bantenan; batas antara Resort Tanjungpasir dengan Pancur. Ditengah perjalanan, aktivitas nelayan merupakan pemandangan yang lazim dijumpai, dari memancing, menjaring ikan-ikan karang, nus sampai kapal slerek dengan muatan berton-ton ikan.

 Aktivitas nelayan

Berhubung air laut berangsur-angsur surut dan dikhawatirkan tidak bisa bersandar di Tanjung Bantenan (lokasi sekitarnya merupakan gugusan karang dengan kedalaman minus 2-5 mdpl), Kapten memutuskan untuk bermalam di Tanjungpasir. Kemudian seluruh tim bekerjasama membangun tenda; what a nice workmates..


Membuat tenda

Keesokan paginya, tim segera berkemas dan berangkat menuju Tanjung Bantenan ketika air laut pasang. Dalam perjalanan terlihat sebuah kapal pengangkut batu bara yang kandas di sekitar blok Kapal Pecah dan kapal penagkap ikan tuna yang bernasib sama. Saat berada di sini, saya mencoba mencicipi bagaimana rasanya mengemudikan kapal seharga 1,3M ini; ternyata luar biasa, sensasinya melebihi ketika memacu corolla twincam 91 saya diatas 140 km/jam di jalan tol.


Tongkang batubara yang kandas

Akhirnya, sampailah kami di Tanjung Bantenan pukul 10.00 WIB. Setelah menurunkan semua perlengkapan dan membuat tenda, kami bergegas menyiapkan skenario eksplorasi kawasan dan pencatatan data lapangan. Peta kerja, GPS, kamera, blangko register & spidol kami masukkan kedalam tas, sedangkan parang terselip di pinggang Tono & Joko. Beruntung sekali hari ini Budi mendapatkan 3 ekor nus (sejenis gurita yang hidup di sekitar karang) dari hasil memancingnya. Dengan cekatan, chef Tekun memasak makanan berprotein tinggi ini dengan cita rasa manis asem dan pedas. Jadi sebelum menjelajah hutan, kami mengisi perut dengan mantap!!




Chef Tekun dengan nus-nya

Dengan mengingat pesan H.S. Koorders; datangi lapangan, catat isinya, dokumentasikan & bertindaklah, kami mulai menyusuri hutan. Register A (Illegal logging), B (Pohon Tumbang) dan J (Perjumpaan Satwa) kami koleksi selama dua hari di sini. Elang laut perut putih, Lutung dan berbagai jenis burung dapat kami catat.


Joko & Ansori; Register B


Elang laut di Tanjung Bantenan

Malam hari kami isi dengan diskusi mengenai kegiatan yang telah kami lakukan dan data-data yang terkumpul. Ternyata dengan menggunakan pola blocking system pada peta kerja sangat membantu pelaksanaan tugas di lapangan. Titik-titik konsentrasi pergerakan tim dapat terlokalisir pada grid-grid dengan luasan 1 km2 (100 ha). Testimoni awal cukup memuaskan, tahap selanjutnya kami akan mencoba menjelajah zona inti untuk mengetahui potensi dan ancaman di dalamnya. Tribute untuk Bung Nurman (dedengkot Djuanda 15) dan Mas Triatmodjo (TNBG) atas sharing idenya tentang penataan kawasan, semoga kedepannya dapat meramaikan khasanah implementasi RBM di Indonesia.


Blocking system Resort Tanjungpasir


Akhirnya, Jumat sore (10/2/2012) kami kembali dengan selamat ke kantor Resort Tanjungpasir di Setail. Tapi rupanya Budi masih super sibuk untuk “memandikan” kapal. Ya, ini memang standar operasional kapal yang harus dipatuhi, setelah pakai anda wajib membersihkannya dengan air tawar. Tidak heran jika satu-satunya dari tiga kapal patroli sejenis yang ada, tinggal milik TNAP yang masih “sehat” untuk dimanfaatkan.

Banyuwangi, 15/2/2012
Murdyatmaka

Senin, 30 Januari 2012

Wellcome to the RPTN Tanjungpasir blog.

RPTN Tanjungpasir is one of resorts (unit of field management) which belongs to Alas Purwo National Park. It discovers ±13,638.60 ha areas including coastal forest and lowland rainforest where divided into sanctuary, utilization and wildernes  zone. The area could be reached by boat; ±1,5 hours from Muncar.
RPTN Tanjungpasir is buffered by Bali Strait and Indian Ocean. Many daily fishery activities are rolling on the surrounding area. This resort is focusing conservation activities to the protection of ecosystem against illegal logging and hunting.

As an organization, the resort is managed by 5 rangers and equipped with boats, offices and small scale weapons.

We hope to share our activities by this blog and aiming to have some comments for a better management. Please feel free to share with us.


Ganbate kudasai!!